Langsung ke konten utama

SEJARAH GENENG



Seingat para pinisepuh desa, bahwa pada masa penjajahan kolonial Belanda dan pemerintahan masih dipegang oleh Keraton Solo, pemerintahan Desa Geneng dijalankan oleh seorang Demang yang bernama Pontjo Wijoyo, beliau melakukan tugas hingga tahun 1966, pada periode setelah Demang Kepala Desa dipimpin oleh Bapak Diman dari tahun 1966-1971. Beliau putra daerah, berasal dari Dusun Ngelo Desa Geneng, kemudian tahun 1971 sampai 1988 Kepala Desa Geneng dipimpin oleh Bapak S. Wiknjo Soeharjo.

Mulai tahun 1989 dipimpin penangggung jawab sementara yaitu Bapak Sudiro Budi Harjono yang pada saat itu menjabat sebagai Carik Desa Geneng. Kemudian pada tahun 1990-1998 Kepala Desa Geneng dipimpin oleh Bapak Joko Darmoyo. Pada tahun 1999 desa Geneng dipimpin sementara oleh bapak Sudiro Budi Harjono selama 6 bulan.

Kemudian tahun 1999-2006 kepala Desa Geneng dipimpin lagi oleh bapak Joko Darmoyo. Pada tahun 2006 akhir hingga tahun 2007 desa Geneng dipimpin oleh seorang penanggung jawab sementara yaitu bapak Ayudhi Primanda Saputra, yang pada saat itu menjabat sebagai sekretaris desa Geneng.

Tahun 2007 akhir sampai 2009 desa Geneng dipimpin oleh kepala Desa yang bernama bapak Tarso, beliau mengundurkan diri dikarenakan mencalonkan diri sebagai calon legislatif pada Pemilu Legislatif 2009.


Pada tahun 2009 selama 6 bulan mulai bulan April desa Geneng dipimpin kembali oleh penanggung jawab sementara yaitu sekretaris desa Geneng, bapak Ayudhi Primanda Saputra. Kemudian pada bulan Oktober tahun 2009, desa Geneng mengadakan pemilihan kepala Desa, yang dimenangkan oleh bapak Tarno. Beliau menjabat hingga tahun 2015. Bulan oktober 2015, dipimpin kembali oleh bapak sekretaris desa Bapak Ayudhi PS selaku penanggung jawab sementara, hingga Desember 2016.

 

 Pada bulan November desa Geneng melakukan pemilihan kepala Desa yang dilakukan serentak. Ada 2 calon kepala Desa yang mendaftarkan yaitu nomor urut 1 Bapak Tarno, dan nomor urut 2 bapak Mujiono. Pemilihan ini dimenangkan oleh bapak Tarno, yang kemudian beliau dilantik pada bulan Desember 2016 untuk masa jabatan periode 2017-2022.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TENTANG GENENG : kondisi sosial dan keagamaan

Bidang Agama Bidang Kemasyarakatan (a)   Tempat Peribadatan 1)     Terdapat 11 Masjid    di desa Geneng 2)     Dan terdapat 2 Mushola di desa Geneng (b)   Telah terbentuk pengurus Masjid se Desa Geneng demi kelancaran ibadah dan saling tukar pengetahuan dibidang Agama, menjalin persatuan dan kesatuan umat baragama dan juga antara Pemerintah. Dan Sampai sekarang masih berjalan cukup baik. Berikut data Ta’mir Masjid se-Desa Geneng : (1)   Ta’mir Masijd Al-Barokah Banaran                      : Kasdi (2)   Ta,mir Masjid Al-Fatah Dali                                   : Warno (3)   Ta’mir Masjid Al-Hidayah Geneng    ...

MBAH SADIMAN, pahlawan tanpa senapan

Usianya memang sudah tidak muda lagi. Dengan rambut yang telah memutih dan keriput perlahan muncul di wajahnya itu justru semangat terus muncul layaknya kaum muda. Buktinya sosok itu telah dinobatkan menjadi aktivis peduli lingkungan. Adalah Mbah Sadiman. Hanya warga biasa yang tinggal di Dusun Dali, Desa Geneng Kecamatan Bulukerto, Wonogiri. Bahkan rumahnya hanya seluas 9x6 meter beralaskan tanah dan dinding tanpa polesan cat. Dia dan sang istri menghidupi diri sebagai petani penggarap lahan tumpangsari di areal Perhutani. Namun yang istimewa dari Mbah Sadiman adalah dedikasinya kepada lingkungan. Bertahun-tahun bekerja sendiri menghijaukan Bukit Gendol dan Bukit Ampyangan yang merupakan lereng Gunung lawu sisi tenggara dengan biaya sendiri. Lahan itu merupakan milik negara yang hasilnya pasti tak akan dinikmatinya, tapi itu justru impiannya sedari kecil. Mbah Sadiman dan hasil tanamannya Tekad menghijaukan bukit itu bermula ketika dia menyaksikan penebangan kayu ...

MANTENAN

P ada bulan " ruwah " atau bulan sya'ban di jawa sering daijadikan bulan untuk menggelar acara pernikahan. hal ini di dasari untuk menyambut bulan ramadhan saling bersilaturohim, dan menambah "paseduluran". begitupun yang terjadi di Desa Geneng Bulukerto Wonogiri, pada bulan ini (ruwah) bahkan ada 7 tempat atau 7 orang yang menyelenggarakan pernikahan. di balik itu perlu kita tahu tata cara pernikahan dalam adat jawa. yakni: TAHAP 1 (PEMBICARAAN) dalam tahap ini juga ada beberapa tahapan yang dilakukan, antara lain: a. Congkog Seorang perwakilan diutus untuk menanyakan dan mencari informasi tentang kondisi dan situasi calon besan yang putrinya akan dilamar. Tugas wali yang utama yaitu menanyakan status calon mempelai wanita, apakah masih sendiri atau telah ada pihak yang mengikat. b. Salar Jawaban pada acara Congkog akan ditanyakan pada acara Salar yang diselenggarakan oleh seorang wali, baik oleh wali yang pertama atau orang lain. c. Non...