Langsung ke konten utama

MENJAGA TRADISI, MENGGERAKKAN TRANSFORMASI

"malam jum'at roh kubur ono lawang
ngenteni kiriman ayate Al-qur'an
yen anak putu ora gelem ngirimi
bali menyang k uburkaro nangis brebes mili"

Pujian-pujian yang banyak berkumandang dimasjid dan mushola se-desa Geneng pada waktu setelah adzan pada maghrib atau isya' kamis sore/ malam jum'at. Sehabis Isya' berkumpul di masjid, mushola atau rumh warga tertentu untuk melakukan tahlilan rutinan. hal ini di tujukan untuk berdoa bersama, bermunajat bersama. 
selain itu kegiatan rutinan ini ditujukan untuk menjaga tradisi lokal desa Geneng. menjaga tradisi ini juga untuk menangkal ideologi garis keras, yang marak muncul di daerah perkotaan. selain menjaga tradisi, kegiatan itu ditujukan untuk menggerakkan transformasi. 
menggerakkan transformasi ini, dengan wahana silaturohim antar warga. dengan demikian akan muncul pembicaraan ke arah yang lebih baik lagi. berembuk mengenai kemajuan Desa, berembuk mengenai kemajuan hal-hal tertentu. 
"kegiatan rutinan tahlil malam jum'at ini, harus dijaga bersama. hal ini sangat bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa" tegas bapak kepala desa Geneng, Tarno.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TENTANG GENENG : kondisi sosial dan keagamaan

Bidang Agama Bidang Kemasyarakatan (a)   Tempat Peribadatan 1)     Terdapat 11 Masjid    di desa Geneng 2)     Dan terdapat 2 Mushola di desa Geneng (b)   Telah terbentuk pengurus Masjid se Desa Geneng demi kelancaran ibadah dan saling tukar pengetahuan dibidang Agama, menjalin persatuan dan kesatuan umat baragama dan juga antara Pemerintah. Dan Sampai sekarang masih berjalan cukup baik. Berikut data Ta’mir Masjid se-Desa Geneng : (1)   Ta’mir Masijd Al-Barokah Banaran                      : Kasdi (2)   Ta,mir Masjid Al-Fatah Dali                                   : Warno (3)   Ta’mir Masjid Al-Hidayah Geneng    ...

MBAH SADIMAN, pahlawan tanpa senapan

Usianya memang sudah tidak muda lagi. Dengan rambut yang telah memutih dan keriput perlahan muncul di wajahnya itu justru semangat terus muncul layaknya kaum muda. Buktinya sosok itu telah dinobatkan menjadi aktivis peduli lingkungan. Adalah Mbah Sadiman. Hanya warga biasa yang tinggal di Dusun Dali, Desa Geneng Kecamatan Bulukerto, Wonogiri. Bahkan rumahnya hanya seluas 9x6 meter beralaskan tanah dan dinding tanpa polesan cat. Dia dan sang istri menghidupi diri sebagai petani penggarap lahan tumpangsari di areal Perhutani. Namun yang istimewa dari Mbah Sadiman adalah dedikasinya kepada lingkungan. Bertahun-tahun bekerja sendiri menghijaukan Bukit Gendol dan Bukit Ampyangan yang merupakan lereng Gunung lawu sisi tenggara dengan biaya sendiri. Lahan itu merupakan milik negara yang hasilnya pasti tak akan dinikmatinya, tapi itu justru impiannya sedari kecil. Mbah Sadiman dan hasil tanamannya Tekad menghijaukan bukit itu bermula ketika dia menyaksikan penebangan kayu ...

MANTENAN

P ada bulan " ruwah " atau bulan sya'ban di jawa sering daijadikan bulan untuk menggelar acara pernikahan. hal ini di dasari untuk menyambut bulan ramadhan saling bersilaturohim, dan menambah "paseduluran". begitupun yang terjadi di Desa Geneng Bulukerto Wonogiri, pada bulan ini (ruwah) bahkan ada 7 tempat atau 7 orang yang menyelenggarakan pernikahan. di balik itu perlu kita tahu tata cara pernikahan dalam adat jawa. yakni: TAHAP 1 (PEMBICARAAN) dalam tahap ini juga ada beberapa tahapan yang dilakukan, antara lain: a. Congkog Seorang perwakilan diutus untuk menanyakan dan mencari informasi tentang kondisi dan situasi calon besan yang putrinya akan dilamar. Tugas wali yang utama yaitu menanyakan status calon mempelai wanita, apakah masih sendiri atau telah ada pihak yang mengikat. b. Salar Jawaban pada acara Congkog akan ditanyakan pada acara Salar yang diselenggarakan oleh seorang wali, baik oleh wali yang pertama atau orang lain. c. Non...